Tuesday, October 18, 2011

feeling...

Senang, bahagia, gembira, kecewa, marah, takut, khawatir, sedih, GALAU.
Yeah, it called ‘feeling’.
Semua yang kita rasakan itu manusiawi.

Rasanya dikecewakan? Sangat menyakitkan.
Rasanya dikecewakan orang yang kita sayang? Aaahhg rasanya seperti hancur berkeping-keping.

Setelah dikecewakan berkali-kali, saya jadi berpikir, “mungkin ini sebabnya banyak orang yang tidak mau lagi percaya cinta”. Tapi, saya pikir, apa jadinya hidup kalau begitu?

Jujur saja, dulu juga saya seperti mereka. Saya sempat berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak lagi percaya orang lain terutama yang namanya laki-laki. Saya pikir, semua laki-laki itu sama saja. Mereka tak akan pernah puas. Mereka akan terus mencari dan mencari, dan tidak memikirkan perasaan orang lain. Sangat susah untuk menemukan seorang pria untuk anak gadis seusia saya. Tidak setuju? Tunggu duluu~

Tapi, takdir berkata lain. Haha. Tuhan mengirimkan seseorang yang merubah pandanganku. Ya, dialah yang kuceritakan di post yang lalu. Dia yang –tak tau bagaimana caranya- bisa membuatku percaya lagi. Dia yang membuatku berusaha untuk berubah, berusaha untuk percaya. Walaupun terkadang dia membuatku kecewa, tapi ternyata semua hanya karena keegoisan saya saja.

Mungkin saja, ada yang bertanya untuk apa saya membuat tulisan ini.
Karena perasaan yang saya rasakan.
Takut. Takut kehilangan. Takut dikecewakan (lagi).
Saya tak mau lagi merasa seperti hancur berkeping-keping. Memikirkannya saja saya takut. Aahh. Bunuh saja saya kalau begini caranya.

Saya yakin. Dia belum benar-benar paham mengenai apa yang pernah saya rasakan. Bagaimana rasanya dikecewakan dua kali oleh orang yang benar-benar kita sayang? Saya tak berharap dia merasakan hal yang sama. Tidak. Saya hanya ingin dia mengerti. Itu saja. Titik.

Dari semua yang telah saya alami, saya tetap mencoba berpikir positif. Saya yakin selalu ada hikmah yang tersembunyi di balik semua kisah.
Saat saya kecewa, marah, takut, sedih, hancur, saya bersyukur. Saya tetap bersyukur, karena dengan cara itulah saya bisa lebih dekat dengan Tuhan. Dengan cara itu juga saya diingatkan bahwa saya dan juga semua manusia di dunia, masih punya perasaan. Dengan cara itu juga saya diingatkan bahwa perasaan manusia itu halus, mudah terluka, jadi harus tetap dijaga. Perasaan manusia itu seperti cermin. Ketika dia pecah, sekeras apapun usahamu untuk menyatukannya, dia takkan pernah kembali utuh. Agar tak kembali hancur, kau harus menjaganya dengan hati-hati.

 Yeah, sekali lagi.
Saya tak pernah menginginkan siapapun untuk merasakan seperti yang pernah saya rasakan. Saya hanya ingin, siapapun itu, agar mengerti akan perasaan semua orang yang pernah kecewa.

With love,
pipudd

No comments:

Post a Comment